Menulis
Hujan
Oleh
: Andar Chan Murasaki
Musim
hujan telah tiba, hari-hari diselimuti mendung dan angin bertiup begitu dingin.
Tahun ini, memasuki tahun ke empat tulisanku tentang hujan. Hujan yang selalu
membawa rahmat dari Sang Penciptanya, hujan yang senantiasa menghadirkan cinta
dalam setiap curahnya, pun hujan yang mengingatkan kepada setiap kenangan.
Dari
teras depan aku melihat lelaki separuh baya, berjalan tergesa dengan pikulan di
bahunya. Padahal cuaca sedang hujan begitu deras, sehingga bunyi kentongan di
tangannya samar kudengar.
“Maang…beli!”
Tiba-tiba saja aku berteriak menghentikan langkahnya yang tergesa, sudah
beberapa langkah menjauh dari depan rumahku. Lelaki itu pun berbalik menuju
panggilan pembelinya. Aku tertegun, aduhai…kenapa aku memanggil penjual bakso
tahu itu.