Silahkan, sugeng rawuh.....monggo lesehan sembari meresapi rangkaian aksara jemariku. Semoga memberikan sesuatu yang bermanfaat ^_^ \/

Jumat, 01 Juni 2012

Rindu Sembilu


Oleh : Andary Witjaksono
Kita hidup di masa sekarang, namun masa terlewat tak hanya untuk dikenang. Atau harus dilupakan karena peristiwa pahit yang pernah menjelang. Banyak hikmah yang dapat dijadikan pelajaran untuk hidup yang akan datang.
Berapa banyak orang yang sudah hadir dalam sepanjang nafas kita berhembus. Entah mereka yang hadir dengan kasih, atau sekedar lewat menggoreskan luka. Ada yang setia mendampingi, mensupport  pada saat kita letih. Tak luput pula yang berkhianat, berlalu ketika kita tertatih.
Dia, mereka akan selamanya ada dalam kehidupan kita. Meski kadang ingin kita melupa, tak menyadari bahwa semakin kita ingin melupakan semakin kita terkenang. Semakin kita hindari, semakin ia mendekati. Sebab ia ada dalam hati. Mungkin yang perlu disikapi, jangan sampai ia menjadi boomerang.
Mengingat yang baik saja, bisa jadi merupakan cara indah mengulas masa lalu. Namun terkadang justru itu lebih menyakitkan. Mengenang kebaikan seseorang, dimana menjadikan kita berbunga rindu untuk kembali bertemu, sungguh bagai terikat belenggu. Apalagi dimana keberadaan mereka sama sekali kita tak tahu.
Meski sekedar ingin menyampaikan terimakasih atas jasa kebaikannya, atau mengucap kata maaf yang tak sempat. Rasa itu akan menggumpal, merangsek dan menyesak ke rongga dada.
Dan mengenang mereka (orang-orang yang baik itu) akhir-akhir ini benar-benar membuat sebagian langit hatiku menggumpal awan, berembun dan meluruhkan hujan. Akhirnya hanya sebaris pengharapan bermuara kepada yang maha mengatur segalanya. Sebuah asa untuk disempatkan aku bertemu dengan mereka, lagi.
“Setiap jiwa yang hadir dalam kehidupan tak ada yang terlupakan, terlebih bagi mereka yang meninggalkan jejak kearifan...” –Andary Witjaksono-
Kupersembahkan untuk orang-orang yang telah hadir disepanjang sejarah kehidupanku. Meski kerinduan ini menyakitkan namun kurasa indah membunga senyuman.
Rinduku merinai hujan
Gerimis dan membadai
Mengalir menganak sungai
Bermuara ke lautan meluap tepian pantai
Setetes menyelip terperangkap jala
Menguntit buritan perahu nelayan
Tersesap surya menjelma mega
Dihembus bayu dan kembali merinai hujan
Rinduku tak kikis dan surut, selalu padamu
Meski rasa sembilu

Sadang, Rumah Cahaya 9rojab1433H

2 komentar:

  1. kunjungan perdana mb..
    salam kenal yaa :)

    BalasHapus
    Balasan
    1. salam kenal juga, Mbak. Maaf lama nggak coret-coret blog, baru bales nih

      Hapus